Home Regional Sulawesi: Jenazah Pratu Afrio Setiawan Korban Ledakan Amunisi TNI AD Tiba di Manado
Kota Manado, Sulawesi Utara, diselimuti duka mendalam saat jenazah Prajurit Satu (Pratu) Afrio Setiawan, salah satu korban tewas dalam peristiwa ledakan gudang amunisi TNI AD di wilayah Jakarta Timur, tiba di kampung halamannya. Kepergian Pratu Afrio, yang masih muda dan penuh semangat dalam menjalankan tugas negara, menyentuh hati banyak orang, terutama keluarga dan masyarakat di tanah kelahirannya.
Ledakan yang terjadi di Gudang Amunisi Daerah (Gudmurah) milik Kodam Jaya itu menjadi insiden besar yang menyita perhatian nasional. Tragedi ini bukan hanya meninggalkan luka fisik dan kerugian material, tetapi juga meninggalkan luka batin mendalam bagi keluarga prajurit yang gugur dalam tugas.
I. Kronologi Ledakan Gudang Amunisi Kodam Jaya
Peristiwa naas itu terjadi pada Sabtu malam, 30 Maret 2024, sekitar pukul 18.30 WIB, di gudang penyimpanan amunisi yang terletak di Cililitan, Jakarta Timur. Gudang ini dikenal menyimpan berbagai jenis amunisi aktif maupun yang telah kadaluarsa dan menunggu proses pemusnahan.
Menurut keterangan resmi dari Kepala Dinas Penerangan TNI AD, ledakan diduga berasal dari reaksi kimia amunisi usang yang tidak stabil. Dentuman keras terdengar hingga radius beberapa kilometer, disusul kobaran api besar yang membumbung tinggi ke langit malam Jakarta.
Pratu Afrio Setiawan, yang bertugas sebagai anggota penjagaan dan pengawasan logistik, berada di lokasi saat insiden berlangsung. Meskipun upaya evakuasi segera dilakukan, ledakan yang mendadak dan intensitasnya yang besar membuat nyawa Pratu Afrio tidak tertolong.
II. Identitas dan Profil Singkat Pratu Afrio Setiawan
- Nama Lengkap: Afrio Setiawan
- Pangkat: Prajurit Satu (Pratu)
- Kesatuan: TNI AD – Kodam Jaya
- Tempat Tugas: Gudmurah, Jakarta Timur
- Asal: Manado, Sulawesi Utara
- Usia: 23 tahun
Afrio dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, disiplin, dan memiliki dedikasi tinggi terhadap tugas negara. Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi tentara dan membanggakan kedua orang tuanya. Bergabung dengan TNI menjadi bukti bahwa ia mengejar impian dan tekadnya dengan sungguh-sungguh.
III. Suasana Haru di Bandara dan Rumah Duka
Kedatangan jenazah Pratu Afrio di Bandara Sam Ratulangi, Manado, disambut dengan upacara militer penuh hormat pada Selasa pagi, 2 April 2024. Isak tangis keluarga dan sanak saudara menyelimuti prosesi penyambutan.
Pasukan TNI AD dari Kodam XIII/Merdeka mengawal jenazah dari bandara menuju rumah duka di kawasan Tikala, Manado. Warga sekitar berkumpul di pinggir jalan, memberikan penghormatan terakhir dengan doa dan tangis haru.
Di rumah duka, tampak sang ibu, Ibu Rosmina Setiawan, tak kuasa menahan kesedihan. “Afrio anak baik, dia selalu bilang ingin mengabdi untuk Indonesia. Tapi saya tak menyangka pengabdiannya akan sependek ini,” ujarnya sambil menangis.
IV. Penghormatan dan Pemakaman secara Militer
Jenazah Pratu Afrio dimakamkan dengan upacara militer di TPU Kairagi, Manado, pada Rabu pagi, 3 April 2024. Komandan Kodim 1309/Manado memimpin langsung prosesi penghormatan terakhir. Upacara berlangsung khidmat, dengan penghormatan senjata dan pengibaran bendera Merah Putih yang menutupi peti jenazah.
Turut hadir dalam pemakaman tersebut perwakilan dari Mabes TNI AD, Pemerintah Kota Manado, serta tokoh agama dan masyarakat.
Dalam pidatonya, Komandan Kodim menyatakan, “Pratu Afrio adalah pejuang sejati. Gugurnya dalam tugas merupakan pengorbanan tertinggi yang patut dikenang oleh seluruh bangsa.”
V. Reaksi dan Respons Pemerintah
TNI AD menyatakan duka mendalam dan akan memberikan penghargaan anumerta kepada Pratu Afrio serta memberikan santunan kepada keluarga. Menteri Pertahanan juga menyampaikan belasungkawa dan menegaskan pentingnya investigasi menyeluruh terhadap penyebab ledakan.
Presiden Joko Widodo dalam pernyataan resminya menyampaikan, “Prajurit kita gugur dalam tugas adalah duka bagi seluruh bangsa. Saya telah meminta Panglima TNI untuk mengevaluasi sistem penyimpanan dan pengelolaan amunisi agar tragedi serupa tidak terulang.”
VI. Evaluasi dan Langkah Ke Depan
Peristiwa ini menjadi pengingat keras bagi institusi pertahanan tentang pentingnya pengelolaan logistik militer, khususnya bahan peledak dan amunisi kadaluarsa. Investigasi tengah dilakukan oleh tim gabungan TNI dan Kepolisian untuk mengetahui:
- Penyebab utama ledakan (reaksi kimia, human error, atau kelalaian prosedur).
- Kondisi fasilitas penyimpanan dan SOP keselamatan.
- Perlunya sistem pemantauan elektronik dan pendinginan di gudang amunisi.
Selain itu, beberapa pengamat militer menilai perlunya modernisasi sistem logistik dan pelatihan ulang secara berkala bagi petugas penyimpanan.
VII. Afrio dalam Kenangan: Simbol Pengabdian Anak Bangsa
Kepergian Pratu Afrio tidak hanya menjadi kehilangan bagi keluarganya, tetapi juga menjadi simbol pengabdian anak bangsa yang tak ternilai. Di media sosial, banyak netizen mengungkapkan simpati dan penghormatan dengan tagar #SelamatJalanPratuAfrio dan #PahlawanDariManado.
Teman-teman sesama prajurit mengenangnya sebagai sosok yang cepat membantu, jarang mengeluh, dan sangat mencintai tanah airnya. Dalam salah satu unggahan terakhirnya di media sosial, Afrio menulis, “Bangga bisa memakai seragam ini. Semoga bisa jadi kebanggaan orang tua dan bangsa.”
Penutup
Tragedi ledakan amunisi yang menewaskan Pratu Afrio Setiawan adalah luka yang dalam bagi keluarga, institusi militer, dan bangsa Indonesia. Namun, dari tragedi ini pula kita diingatkan akan harga sebuah pengabdian dan pentingnya keselamatan dalam setiap aspek pertahanan.
Sulawesi kehilangan salah satu putra terbaiknya. Tapi semangat dan pengorbanan Pratu Afrio akan terus hidup dalam kenangan dan catatan sejarah sebagai prajurit yang gugur dalam tugas negara.
Baca Juga : Inovasi Teknologi dalam Pendidikan di 2025