Libur panjang yang bertepatan dengan peringatan Kenaikan Yesus Kristus pada Mei 2025 menjadi momentum bagi banyak warga Jabodetabek dan Bali untuk melakukan perjalanan. Akibatnya, volume kendaraan di jalan tol mengalami lonjakan signifikan, menyebabkan kemacetan di beberapa titik. Artikel ini akan membahas fenomena tersebut, termasuk data arus lalu lintas, penyebab kemacetan, serta dampaknya terhadap masyarakat dan sektor transportasi.
Lonjakan Volume Kendaraan di Tol Jabodetabek
Pada libur panjang kali ini, PT Jasa Marga mencatat sebanyak 313.695 kendaraan meninggalkan wilayah Jabodetabek selama periode libur Kenaikan Yesus Kristus pada 18-19 April 2025. Angka ini merupakan kumulatif arus lalu lintas dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikampek Utama (menuju arah Trans Jawa), GT Kalihurip Utama (arah Bandung), GT Cikupa (menuju Merak), dan GT Ciawi (arah Puncak).
Distribusi kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek adalah sebagai berikut:
- Arah Timur (Trans Jawa dan Bandung): 141.724 kendaraan (45,2%)
- Arah Barat (Merak): 88.341 kendaraan (28,1%)
- Arah Selatan (Puncak): 83.630 kendaraan (26,7%)
Lonjakan ini menunjukkan bahwa kawasan Puncak dan area sekitarnya masih menjadi tujuan favorit bagi warga Jabodetabek yang ingin melepas penat di alam terbuka.

Kemacetan di Tol Jabodetabek
Peningkatan volume kendaraan yang signifikan menyebabkan kemacetan di beberapa ruas tol. Misalnya, GT Ciawi 1, pintu gerbang utama ke arah Puncak, mengalami kenaikan hingga 24,70% dari 30.979 kendaraan menjadi 38.632 kendaraan. Sementara itu, GT Benda Utama mengalami peningkatan tajam sebesar 23,66%, dari 27.125 kendaraan menjadi 33.543 kendaraan.
Kemacetan ini tidak hanya terjadi di jalur keluar Jabodetabek, tetapi juga di jalur masuk. Pada H+2 libur Kenaikan Yesus Kristus, sebanyak 162.553 kendaraan tercatat kembali ke wilayah Jabodetabek, meningkat 10,75% dibandingkan kondisi normal.
Lonjakan Kendaraan Menuju Bali
Selain Jabodetabek, Bali juga menjadi tujuan favorit selama libur panjang ini. Volume kendaraan yang menuju Bali melalui jalur darat mengalami peningkatan signifikan. Meskipun data spesifik tidak tersedia, laporan dari berbagai media menunjukkan bahwa arus kendaraan menuju Bali meningkat tajam dibandingkan hari-hari biasa.
Kemacetan terjadi di beberapa titik, terutama di jalur-jalur utama menuju Denpasar dan kawasan wisata lainnya. Kepadatan lalu lintas ini mengindikasikan bahwa masyarakat semakin memilih perjalanan darat sebagai alternatif transportasi menuju Bali.
Penyebab Kemacetan
Beberapa faktor yang menyebabkan kemacetan selama libur panjang ini antara lain:
- Peningkatan Volume Kendaraan: Jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek dan menuju Bali meningkat tajam dibandingkan hari-hari biasa.
- Keterbatasan Infrastruktur: Beberapa ruas tol dan jalur utama belum mampu menampung lonjakan volume kendaraan, menyebabkan antrean panjang di beberapa titik.
- Kurangnya Koordinasi: Kurangnya koordinasi antara pihak terkait dalam mengatur arus lalu lintas menyebabkan terjadinya kemacetan yang berkepanjangan.
- Kebiasaan Pengemudi: Beberapa pengemudi tidak mematuhi aturan lalu lintas, seperti melawan arus atau tidak menggunakan jalur sesuai dengan fungsinya, yang memperburuk kondisi kemacetan.
Dampak terhadap Masyarakat dan Sektor Transportasi
Kemacetan yang terjadi selama libur panjang ini memberikan dampak negatif terhadap masyarakat dan sektor transportasi, antara lain:
- Waktu Tempuh yang Lama: Perjalanan yang seharusnya singkat menjadi memakan waktu lama, mengurangi kenyamanan bagi para pelancong.
- Kenaikan Biaya Transportasi: Kemacetan menyebabkan konsumsi bahan bakar meningkat, sehingga biaya transportasi menjadi lebih tinggi.
- Penurunan Produktivitas: Waktu yang terbuang di jalan menyebabkan penurunan produktivitas masyarakat, terutama bagi mereka yang melakukan perjalanan untuk keperluan pekerjaan.
- Tekanan pada Infrastruktur: Kepadatan lalu lintas memberikan tekanan tambahan pada infrastruktur jalan yang ada, mempercepat kerusakan dan membutuhkan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi.
Upaya Mengatasi Kemacetan
Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi kemacetan selama libur panjang antara lain:
- Peningkatan Infrastruktur: Meningkatkan kapasitas jalan dan ruas tol untuk menampung lonjakan volume kendaraan.
- Koordinasi yang Lebih Baik: Meningkatkan koordinasi antara pihak terkait, seperti kepolisian, Dinas Perhubungan, dan Jasa Marga, dalam mengatur arus lalu lintas.