Pada tanggal 13 Juni 2025, militer Israel melancarkan serangan udara ke beberapa fasilitas nuklir dan rudal milik Iran. Serangan ini menewaskan sejumlah komandan militer Iran serta ilmuwan tinggi negara tersebut. Tindakan tersebut kemudian direspon dengan keras oleh Iran, yang membalas dengan peluncuran rudal balistik ke wilayah yang diduduki Israel
Perkembangan ini memicu tekanan besar di dunia internasional, terkait eskalasi yang bisa memicu konflik lebih luas di Timur Tengah. Banyak negara memberikan berbagai tanggapan—ada yang mengutuk serangan Israel, ada pula yang menyuarakan keberatan terhadap langkah balasan Iran.

BAB 2: Pernyataan Anwar Ibrahim di Lumut
Pada 15 Juni 2025, untuk menutup rangkaian program “Madani Rakyat” di Lumut Waterfront, PM Anwar menyampaikan:
“Malaysia must demonstrate its strength. … We defend Iran’s right to retaliate in order to uphold its national dignity.”
Ia menegaskan Malaysia sebagai negara merdeka tidak dapat berpangku tangan saat sahabatnya, Iran, diserang. “We are an independent, sovereign nation, and we must stand up for the rights of our friends,” lanjutnya
Dalam pernyataannya, Anwar juga menyebut kemajuan teknologi Iran (termasuk sistem anti-balistiknya) sebagai tanda ketahanan dan kemajuan negara tersebut walau di tengah tekanan ekonomi dan sanksi
BAB 3: Argumen Malaysia terkait Martabat Bangsa
Menurut Anwar, tidak melawan agresi sama artinya negara kehilangan harga diri. Anwar menyatakan langkah Iran sebagai bentuk pembelaan atas kedaulatan dan martabat bangsa, bukan tindakan agresif tanpa pertimbangan.
Malaysia sendiri memiliki sejarah panjang mempertahankan nilai kedaulatan dan martabat wilayah, terutama melalui dukungan terhadap rakyat Palestina. Anwar menyebut dukungan mereka terhadap Iran selaras dengan prinsip tersebut.
Ia juga menyoroti sikap banyak negara Barat yang dianggap “memaksa kritik terhadap Iran, tapi bungkam saat Israel menyerang” .
BAB 4: Konteks Hubungan Malaysia–Iran
Malaysia dan Iran telah lama menjalin hubungan bilateral positif, didasari persamaan nilai agama Islam serta kerjasama di sektor energi, pendidikan, serta teknologi. Malaysia mendukung penuh hak Iran untuk mempertahankan diri dari serangan luar.
Anwar menggarisbawahi bahwa dalam konteks sanksi dan tekanan global, kemajuan Iran di berbagai bidang—terutama militer dan AI—adalah bukti ketahanan nasional yang patut dihormati .
BAB 5: Respons Global dan Diplomasi Malaysia
Pernyataan Anwar memicu reaksi dari beberapa negara Asia dan Timur Tengah. Sementara beberapa negara Eropa mengecam langkah Iran, Malaysia justru mempertahankan sikap tegasnya mendukung langkah pembelaan diri negara tetangga.
Menurut Anwar, banyak pihak condong mengutuk Iran tanpa mengkritik tindakan Israel. Malaysia menolak sudut pandang tersebut dan mendorong prinsip netralitas dalam konflik global .
BAB 6: Analisis Kebijakan Anwar di Tengah Tensi Global
Anwar telah sejak lama menyeimbangkan posisi Malaysia di panggung dunia. Ia mengecam agresi Rusia di Ukraina dan mendukung hak Palestina, namun tetap menjaga hubungan ekonomi strategis dengan AS dan China .
Kini dukungannya pada Iran menunjukkan konsistensi prinsip kedaulatan dan martabat bangsa, tak hanya sama di hadapan kondisi Palestina, tapi juga ketika negara lain diserang tanpa sebab jelas.
BAB 7: Dampak terhadap Relasi Malaysia–Amerika dan ASEAN
Kritik terhadap dukungan Iran tak terhindarkan. Malaysia perlu berhati-hati menjaga hubungan ekonomi dan keamanan. Namun Anwar menegaskan Malaysia masih terbuka terhadap kerja sama dengan AS dan negara barat lainnya, tanpa mengorbankan prinsip berdaulatnya .
Analis menilai bahwa langkah ini tak akan menggoyahkan posisi Malaysia di ASEAN, justru memperkuat perannya sebagai negara penengah yang berani bersuara lantang soal hak dan martabat negara.
BAB 8: Suara dalam Negeri dan Koalisi Politik
Di dalam negeri, pernyataan Anwar mendapat respon beragam. Fraksi konservatif menyambutnya, melihatnya sebagai langkah negara yang tegas. Namun oposisi moderat mengingatkan pentingnya berhati-hati menjaga keseimbangan diplomasi.
Tetapi secara umum rakyat Malaysia, khususnya kalangan muda dan muslim moderat, menyatu dengan semangat perlawanan terhadap agresi terhadap negara berdaulat.
BAB 9: Relevansi Dukungan Anwar dalam Ujung Jalan Diplomasi
Dukungan Anwar terhadap Iran bukan disampaikan dalam ruang kosong. Ia hadir setelah gelombang penyerangan Israel dan balasan Iran telah membawa risiko konflik wilayah. Anwar melihat negara seperti Malaysia wajib berdiri di pihak yang benar.
Langkah ini tidak melulu soal politik, tapi soal moralitas antar-negara dalam sistem yang luas dan berdaulat.
BAB 10: Kesimpulan – Martabat Bangsa di Tengah Konflik
Pernyataan Anwar Ibrahim mengukuhkan Malaysia sebagai negara yang berani berbicara di forum global, mempertahankan martabat, hak berdaulat, dan solidaritas dengan negara-negara Muslim lainnya seperti Iran dan Palestina.
Seiring konflik Timur Tengah masih panas, peran Malaysia di bawah Anwar Ibrahim menjadi contoh bagaimana negara berkembang dapat mempertahankan integritas di tengah tekanan superpower dan blok geopolitik.
Analisis ini menggambarkan landasan moral, geopolitik, dan sosial di balik sikap Anwar. Silakan minta versi ringkasan, analisis lanjutan tentang penerimaan global, atau presentasi infografis untuk media—saya siap bantu.