Uncategorized

Prabowo Ingatkan Jajarannya: Kita Tidak Bisa Pakai Cara-Cara yang Lama dan Tidak Efisien

Dengan kemenangannya dalam Pemilu 2024 dan menjabat sebagai Presiden Indonesia mulai Oktober 2024, Prabowo Subianto membawa misi besar: reformasi total tata kelola pemerintahan agar lebih efektif, efisien, dan berpihak pada rakyat. Dalam berbagai pidato, ia menegaskan bahwa Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada cara-cara lama dalam mengelola negara, terutama dalam menghadapi tantangan global seperti krisis pangan, ketimpangan ekonomi, dan perubahan iklim.

“Kita tidak bisa pakai cara-cara yang lama dan tidak efisien. Kalau kita ingin menjadi negara maju, kita harus berani berubah,” ucap Prabowo dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) perdana bersama calon menteri dan pimpinan lembaga.

Pernyataan ini bukan sekadar retorika, tetapi menjadi sinyal kuat bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran akan menempuh jalur reformasi yang serius dan menyeluruh, terutama dalam budaya birokrasi yang selama ini dinilai lamban, tidak adaptif, dan terlalu prosedural.

Prabowo

Bagian I: Konteks di Balik Pernyataan Prabowo

1. Ketidakpuasan terhadap kinerja birokrasi lama

Indonesia selama bertahun-tahun menghadapi keluhan publik terkait lambatnya pelayanan publik, korupsi di sektor pemerintahan, dan tumpang tindih kebijakan. Birokrasi dinilai terlalu banyak layer (lapisan) dan sering menghambat inovasi serta investasi.

Prabowo melihat hal ini sebagai “warisan sistemik” yang harus diputus dengan keberanian politik dan manajemen modern.

“Terlalu banyak lembaga, terlalu banyak tangan, terlalu banyak prosedur. Yang jadi korban siapa? Rakyat,” ujar Prabowo dalam wawancara eksklusif dengan media nasional.

2. Ancaman global dan tuntutan efisiensi

Krisis global seperti pandemi, perang Rusia-Ukraina, perang Israel-Iran, serta gangguan rantai pasok dunia menjadi katalis bagi negara-negara untuk bertransformasi lebih cepat. Negara-negara maju telah bergerak menuju e-government, digitalisasi layanan, dan penguatan SDM yang adaptif.

Prabowo menyadari bahwa bila Indonesia tidak berubah, maka kita akan tertinggal jauh dalam kompetisi global. Ia menyebut, “Kita tidak punya waktu untuk salah langkah. Kita tidak boleh lambat.”


Bagian II: Isi Pernyataan Prabowo dan Maknanya

1. “Kita Tidak Bisa Pakai Cara Lama”

Frasa ini menjadi kutipan utama dari pidato Prabowo yang menyentuh langsung pada gaya kerja birokrasi yang konvensional dan tidak adaptif terhadap zaman. Beberapa cara lama yang dikritik antara lain:

  • Terlalu banyak rapat tanpa hasil konkret.
  • Laporan administratif yang menghabiskan waktu, tetapi tidak memberi dampak.
  • Proses pengadaan barang/jasa yang panjang dan rawan korupsi.
  • Mental “asal aman” dan enggan mengambil keputusan cepat.
  • Ketergantungan pada regulasi kaku, padahal dunia berubah cepat.

2. “Efisiensi dan Hasil Nyata Lebih Penting”

Prabowo menggarisbawahi pentingnya efisiensi anggaran dan waktu. Ia mendorong jajarannya untuk:

  • Fokus pada impact atau dampak nyata kebijakan.
  • Menyederhanakan proses birokrasi dan pelayanan publik.
  • Meningkatkan kolaborasi antarsektor.
  • Memaksimalkan teknologi digital untuk pengambilan keputusan cepat dan akurat.

“Saya ingin laporan kerja yang ringkas, to the point, dan mengarah pada solusi. Jangan habiskan waktu bikin presentasi berwarna-warni tapi miskin isi,” tegas Prabowo.


Bagian III: Respons Jajaran Pemerintahan dan Calon Menteri

1. Gibran Rakabuming: Arah Presiden Sangat Jelas

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming menyambut baik arah yang disampaikan oleh Prabowo. Ia mengatakan bahwa anak muda di pemerintahan akan menjadi motor penggerak perubahan budaya kerja.

“Kami akan bantu Pak Prabowo memastikan tidak ada lagi kerja yang hanya simbolik. Semua harus punya hasil nyata,” ujar Gibran dalam salah satu forum diskusi publik.

2. Respons Calon Menteri: Siap Bertransformasi

Beberapa nama yang digadang-gadang menjadi calon menteri pun mulai menyesuaikan visi mereka dengan arahan Prabowo:

  • Erick Thohir, calon kuat Menko Ekonomi, menyebut bahwa transformasi digital di BUMN akan terus diperluas.
  • Budiman Sudjatmiko, tokoh pembaharu, mendorong percepatan smart village dan digitalisasi data desa.
  • Sandiaga Uno, disebut-sebut akan memimpin Kementerian Pariwisata dan UMKM, menyatakan siap menyederhanakan perizinan dan memperluas akses digital bagi pelaku usaha kecil.

Bagian IV: Rencana Aksi Transformasi Pemerintahan Prabowo-Gibran

1. Reformasi Birokrasi dan Sistem Pelayanan

Beberapa langkah strategis yang dirancang di antaranya:

  • Penggabungan lembaga yang fungsinya tumpang tindih.
  • Digitalisasi menyeluruh di kementerian dan pemda.
  • Pembentukan unit kerja respons cepat untuk masalah darurat (misalnya bencana atau krisis pangan).
  • Reward and punishment yang berbasis performa real-time.

2. Sistem Dashboard Presiden

Prabowo berencana membuat dashboard digital kepresidenan yang menampilkan data real-time dari seluruh kementerian dan lembaga. Dashboard ini memungkinkan presiden memantau langsung:

  • Realisasi anggaran
  • Progres proyek strategis nasional
  • Kinerja kepala daerah
  • Data keamanan dan ekonomi harian

Sistem ini akan meminimalisasi manipulasi laporan dan menempatkan transparansi sebagai landasan kerja.


Bagian V: Tantangan dan Hambatan di Lapangan

1. Resistensi dari Dalam Birokrasi

Perubahan budaya kerja tidak mudah. Banyak ASN yang telah lama bekerja dengan sistem lama mungkin merasa terganggu atau takut kehilangan zona nyaman. Diperlukan pendekatan pelatihan, komunikasi, dan perubahan mindset yang sistematis.

“Transformasi itu menyakitkan. Tapi lebih sakit lagi kalau kita gagal menyesuaikan diri,” ujar Prabowo dalam pertemuan dengan para kepala daerah.

2. Infrastruktur Digital yang Belum Merata

Digitalisasi layanan memang ideal, namun tantangan utama adalah akses internet dan kapasitas SDM di daerah. Maka, Prabowo juga mendorong pembangunan infrastruktur TIK yang merata serta peningkatan kompetensi ASN melalui pelatihan intensif.

3. Pengawasan dan Komitmen Politik

Pengawasan menjadi elemen penting. Diperlukan dukungan dari DPR, BPK, dan lembaga pengawas untuk memastikan bahwa reformasi berjalan tanpa korupsi baru atau penyalahgunaan kekuasaan.


Bagian VI: Dampak Positif yang Diharapkan

Jika seluruh agenda berjalan mulus, maka manfaat jangka panjang yang dirasakan masyarakat antara lain:

  • Pelayanan publik lebih cepat dan mudah.
  • Pengelolaan anggaran negara lebih efisien.
  • Proyek-proyek pembangunan tepat sasaran dan selesai tepat waktu.
  • Investasi meningkat karena perizinan lebih sederhana.
  • Rakyat lebih percaya pada pemerintah.

Bagian VII: Pandangan Pakar dan Akademisi

1. Eko Prasodjo – Pakar Administrasi Negara

“Pesan Pak Prabowo sangat relevan. Kita sudah tertinggal terlalu jauh dalam hal efisiensi birokrasi. Tapi kunci utama adalah konsistensi dan leadership.”

2. Yanuar Nugroho – Mantan Deputi Kantor Staf Presiden

“Yang dibutuhkan bukan hanya niat reformasi, tapi juga insentif struktural dan digitalisasi menyeluruh. Dashboard presiden adalah ide bagus, asal tidak jadi sekadar pajangan.”


Bagian VIII: Perbandingan dengan Negara Lain

Beberapa negara yang sukses melakukan reformasi serupa dan dijadikan inspirasi:

  • Estonia: Jadi pionir e-government. Semua layanan publik bisa diakses online.
  • Korea Selatan: Digitalisasi menyeluruh bahkan dalam sistem anggaran nasional.
  • Singapura: Birokrasi ramping, semua menteri terhubung dalam satu sistem kerja terpadu.

Bagian IX: Kesimpulan — Era Baru Harus Dimulai dari Cara Baru

Pidato Prabowo bukan hanya ajakan, tapi deklarasi perang terhadap budaya kerja lama yang tidak produktif. Pemerintahan yang akan dipimpinnya tidak bisa lagi bekerja seperti masa lalu—bertele-tele, tidak efisien, dan penuh kompromi. Dibutuhkan keberanian, ketegasan, dan keteladanan untuk mewujudkan visi besar ini.

Rakyat kini menaruh harapan besar bahwa di bawah komando Prabowo-Gibran, Indonesia akan punya pemerintahan yang tanggap, cepat, bersih, dan profesional. Jalan menuju itu memang penuh tantangan, tapi langkah pertama sudah diambil: mengingatkan bahwa cara lama harus ditinggalkan.

Baca Juga : Jokowi Ucapkan Terima Kasih ke Prabowo dan Masyarakat Atas Doa dan Karangan Bunga Ulang Tahun: Sebuah Refleksi Pemimpin di Ujung Masa Jabatan

Related Articles

Back to top button